Pelatih Chelsea, Jose Mourinho sepat menjawab dan optimis saat dirinya mendapatkan kritik dari beberapa media dan pengamat sepakbola lantaran sistem yang diterapkannya yaitu taktik ultra defenshif saat Chelsea bertandang ke Markas Liverpol di Liga Premier dan Atletico Madrid pada leg pertama Liga Champions.
Taktik tersebut memang berhasil saat membungkam Liverpol di Anfield dan berhasil menahan imbang 1-1 di markas Atletico Madrid. Dan pada leg ke dua liga Champions Chelsea hanya butuh imbang tanpa gol untuk lolos. Jelas peluang besar ada pada The Blues. Akan tetapi sepak bola memang tak selalu benar diprediksi.
Alhasil pada pertandingan leg ke dua Liga Champions Eropa yang digelar di Stampford Bridge Markas Chelsea pada Kamis dini hari 1 Mei 2014. Sang tuang rumah The Blues yang unggul segalanya dari Atletico Madrid, mampu dipermalukan oleh sang tamu Atletico Madrid. Keterpurukan The Blues disaksikan oleh para ribuan pendukung fanatiknya dengan skor 1-3.
Walaupun sempat mendapat derasnya kritikan atas taktik yang diterapkannya, Jose Mourinho masih tetap menurunkan enam pemain bertahannya saat melawan Atletico Madrid. Dengan menempatkan Azpilicueta dan David Luis lebih ke depan.
Pada awal pertandingan, tepatnya pada menit ke 36. Chelsea sempat diatas angin berkat gol strikernya Fernando Torres. Akan tetapi bermain bertahan yang diterapkan Chelsea justru menjadi bumerang bagi Chelsea yang dipastikan nihil gelar musim ini.
Walaupun tertinggal satu gol, akan tetapi semangat dan mental para pemain Atletico justru lebih hebat. Dan pada menit ke 44 lini belakang The Blues gusar dan berhasil dirobek. Sehingga Adrian Lopez berhasil menuntaskan umpan Juafran dan berhasil menembus gawang yang dijaga Mark Schwarzer.
Ingin menambahk daya gedor, Mourinho memasukkan Samuel Eto’o dan menggantikan Asley Cole. Akan tetapi, Samuel Eto’o justru menjadi petaka bagi Chelsea. Eto’o melakukan pelanggaran yang berbuah penalti terhadap Diego Costa. Eksekusi penalti tersebut berhasil menambhak keunggulan bagi Atletico dan menambah beban bagi The Blues. Bahkan gol ketiga Atletico Madrid yang dilesakkan Arda Turan menghapus mimpi Chelsea untuk masuk partai final dan mengulang kesuksesan menyabet Trofi Liga Champions seperti pada tahun 2012 silam.
Tentunya hasil ini menjadikan Chelsea harus berkaca setelah keempat kalinya mereka harus terjungkal di semi-final Liga Champions. Tekhnik bertahan dan emarkir bus di area pertahanan ternyata berhasil di porak poranda oleh Tim yang secara kualitas dan pemain di bawah Chelsea.