Bandung, Ars News – Diketahui bahwa Aldi Taher didaftarkan sebagai bacaleg DPRD DKI Jakarta oleh Partai Bulan Bintang (PBB) dan menjadi bacaleg DPR RI dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Tak hanya KPU saja yang dibuat bingung. Nyatanya Aldi Taher juga bingung dirinya bisa terdaftar sebagai bacaleg dari dua partai.
Kampus ARS University (foto: Lathifah Nurfauziah & Reika Nurul Az zahra)
Menghadapi isu bacaleg Aldi Taher ini, banyak berbagai respon positif dan negatif dari masyarakat. Salah satunya warga Ars University. Amalia Setiawati (Dosen Ars University) merespon dari sisi komunikasi juga reputasi tentang bacaleg Aldi Taher, bahwa jika di lihat dari sisi komunikasi, aldi taher adalah seorang yang brilian, namun secara reputasi masih kurang tepat.
“Kalau saya melihat dari sisi komunikasi ya, Aldi Taher itu brilian. Cara dia membranding dirinya atau personal brandingnya dia bisa seunik itu. Sekarang kan masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan sesuatu yang terlalu kaku. Lalu muncul lah Aldi Taher sebagai hiburan. Itu kalau dari sisi komunikasi. Tapi kalau dari sisi pencalegan, mungkin kita harus punya yang disebut dengan reputasi. Reputasi itu kan harus punya standar-standar tertentu bahwa kita itu bereputasi, seperti misalkan saya dosen, reputasi sebagai dosen itu dijamin oleh apa yang disebut dengan ada sertifikasinya. Tapi kalau secara reputasi menurut saya sih kurang tepat,” kata Amalia Setiawati (Dosen Ars University)
Amalia berpikir bahwa kita juga tidak bisa terlalu kaku saat berpikir, oleh karena itulah dibutuhkan sosok Aldi Taher sebagai calon legislatif yang tidak terkesan main-main tapi juga memiliki keseriusan.
“Aku juga berpikir mungkin yang kita butuhkan itu adalah sosok sosok Aldi Taher sebagai calon legislatif yang tidak terkesan main-main, tapi dia punya keseriusan, karena kita juga sudah jengah dengan orang orang yang nampaknya baik, tapi ternyata tidak baik. Nampaknya serius, tapi ternyata becanda, seperti itu,” kata Amalia Setiawati (Dosen Ars University).
Amalia sebagai narasumber yang menanggapi terkait berita ini (Foto: Lathifah Nurfauziah & Reika Nurul)
Jadi, menurut Amalia jika dilihat dari tepat atau tidaknya, Aldi Taher tepat untuk menjadi calon legislatif, meskipun banyak kekhawatiran tertentu yang dirasakan.
“Jadi kalau buat saya Aldi Taher itu sosok yang kalau dilihat dari tepat atau tidak ya? kalau menurut saya sih tepat, karena dia akan belajar tentang sesuatu. Meskipun kekhawatiran saya itu adalah gini. Oke, setiap orang sebelum jadi anggota legislatif mereka itu punya prinsip. Tapi ketika sudah masuk pada sistem, prinsip mereka menjadi luntur dan akhirnya tidak prinsiple lagi. Nah itu yang saya khawatirkan. Tapi kalau dilihat dari nilai ke pantasan, ya pantas, untuk mencalonkan ya, bukan untuk menjadi anggota legislatif. Karena untuk menjadi anggota legislative, kan gimana masyarakat nanti. Kembali kepada masyarakat menilai secara umum kan gitu,” Ucap Amalia Setiawati (Dosen Ars University).
Respon positif dan negatif tidak hanya berada di kalangan dosen, namun mahasiswa juga kerap ikut berkomentar tentang isu bacaleg Aldi Taher ini.
“Menurut aku ya beliau ini cuma pengen cari sensasi aja gitu. Soalnya kalau misalkan beliau ini keterima jadi anggota DPR apa yang mau dikerjain? bikin lagu? Bikin drama dengan settingannya sendiri? Kalau beneran keterima gitu jadi anggota DPR ,ya tambah gak akan bener gitu, mau jadi negara apa? Jika calonnya seperti itu. Konsep nya mau bagaimana kalau banyak artis yang lolos jadi calon-calon kader , banyak kok sebenarnya orang yang berkompeten yang pantas buat jadi calon,” ucap Muhamad Fadli (mahasiswa Ars University).
Potret suasana kampus ARS UNIVERSITY (Foto: Lathifah Nurfauziah & Reika Nurul Az Zahra)
Kekhwatiran masyarakat, terutama warga Ars University tentang bacaleg Aldi Taher ini, terutama disebabkan karena Aldi Taher yang mencalonkan dalam dua partai.
“Kalo untuk tanggapan beliau ada di dalam dua partai. Seharusnya gak boleh ikut dalam 2 partai politik sesuai aturannya. Aku liatnya sih sikap beliau ini sangat tidak jelas gitu, dia itu harusnya mengundurkan diri dari sekarang sebelum nanti nya ada masalah-masalah dan harus memilih salah satu parpolnya.” Ucap Muhamad Fadli (mahasiswa Ars University).
Penulis : Lathifah Nurfauziah (45223023) dan Reika Nurul (45223028)