admin Tak hanya Yogyakarta yang kaya akan keanekaragam budaya dan sejarah di Pulau Jawa, tetapi juga Surakarta yang lebih populer dengan nama Solo juga memiliki kekayaan budaya dan sejumlah tempat wisata yang tidak kalah menariknya untuk dipelajari dan dikunjungi.
Solo adalah daerah dengan tradisi Jawa yang kuat dan menjadi kebanggaaan Indonesia dengan warisan budaya Jawa kuno. Berbagai pesona tempat wisata di Solo dapat ditemukan mulai dari keraton, kerajinan batik, wayang hingga makanan khas. Inilah yang menarik saya untuk berkunjung ke Solo sambil bersilaturahmi juga dengan keluarga yang ada di sana. Maklum, keluarga dari ayah masih banyak yang tinggal di Solo.
Oleh karena saya melakukan perjalanan sendiri dari Jakarta menuju Solo, saya pun memutuskan untuk mengambil rute udara agar lebih cepat sampai dan bisa lebih lama mengeksplor Kota Batik tersebut. Kebetulan perjalanan yang dilakukan bukan di waktu high-season, sehingga saya tidak perlu khawatir kehabisan tiket pesawat dan biasanya harga juga normal. Saya pun mencoba melakukan pencarian tiket di situs Traveloka.com yang direkomendasikan oleh teman yang memang sering bepergian. Pencarian dimulai dengan memasukkan tujuan penerbangan Jakarta-Solo, seketika terlihat beberapa pilihan penerbangan beserta harganya. Setelah membandingkan penawaran yang diberikan, akhirnya saya memilih terbang dengan Garuda Indonesia yang kala itu harganya tidak jauh berbeda dengan maskapai lain tetapi menawarkan fasilitas yang lebih banyak.
Sampainya di Bandara Adi Soemarno, saya pun dijemput oleh keluarga dan langsung diajak berkeliling kota menggunakan mobil yang diawali dengan mengunjungi Museum Batik Danar Hadi Solo yang sangat terkenal. Museum ini memiliki koleksi corak, motif dan jenis kain batik dari seluruh nusantara yang mencapai hingga 100.000 helai kain batik. Menakjubkan ya. Tak salah jika museum ini pun diakui Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum dengan koleksi kain batik terbanyak.
Perjalanan mengelilingi Kota Solo untuk hari ini berakhir di Ngarsopura Night Market Solo yang dirutin diselenggarakan pada Sabtu dan Minggu pukul 19.00-21.00 WIB. Malam minggu saya di Solo ternyata tidak sepi seperti yang dibayangkan. Tempat ini cukup ramai dengan banyaknya pedagang yang hanya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Solo dengan produk yang dijual diantaranya kerajinan, batik, souvenir hingga kuliner khas Solo. Suasana malam pun semakin meriah dengan penampilan live musik jazz, tarian atau musik etnik dari penggiat seni di Solo.
Hari berikutnya, saya pun kembali melakukan napak tilas ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Solo. Konon, inilah simbol dan cikal bakal Kota Surakarta yang didirikan pertama kali pada tahun 1744 oleh Sunan Paku Buwono II. Keraton ini banyak menyimpan nilai sejarah, diantaranya menara yang disebut Panggung Sanggabuwana yang menurut cerita meruoakan tempat bersemedi Susuhunan dan bertemu Nyai Rara Kidul, penguasa Pantai Selatan. Tiket masuk dikenakan sebesar Rp4.000 per orang dan dibuka untuk umum mulai Senin-Kamis pukul 8.30-14.00 WIB, Sabtu-Minggu bukan 8.30-13.00 WIB.
Berakhir wisata sejarah dan budaya, saya pun melenggang belanja ke Pasar Klewer yang merupakan pusat tekstil dan sandang di Kota Solo. Beragam kain dan aneka sandang, terutama kain batik bisa saya temukan di pasar ini. melihat berbagai produk yang ditawarkan, membuat saya pun larut untuk membeli aneka macam untuk oleh-oleh dan koleksi saya juga. Untuk batik yang lebih banyak lagi, dapat saya temukan di Kampung Batik Laweyan Solo yang menjadi sentra batik di kota ini. Arsitekturak Eropa cukup kental di tempat ini, di mana banyak rumah di Laweyan dibangun dengan sentuhan arsitektur Eropa yang megah dan kokoh.
Tak salah memang menghabiskan akhir pekan yang sempit ini dengan berkunjung ke Solo. Kota yang kental dengan budaya dan pesona kuno yang menjadi daya tariknya. Selesai belanja, saya pun mulai bersiap untuk kembali ke Jakarta dikarenakan esok harus kembali melakukan aktivitas rutin.
