Harga pupuk yang semakin mahal semakin menyulitkan kehidupan petani dan membuat harga-harga bahan pokok semakin mahal. Kita sebagai pengguna / konsumen harus segera memikirkan solusinya, jangan hanya menjadi konsumen tetapi juga kita harus mulai berfikir untuk memproduksinya sendiri untuk menekan biasa pembelian pupuk yang semakin mahal. Melalui artikel ini kita akan mencoba membahas cara pembuatan pupuk kompos yang dapat anda praktekkan.
Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi tanaman. Kompos ini merupakan salah satu jenis pupuk yang dibuat dari sisa-sisa makhluk hidup bagi hewan maupun tumbuhan yang telah dibusukkan oleh bakteri pengurai yang berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Secara umum proses pembuatan pupuk kompos ini ada dua macam, yatiu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Keduanya mampu menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.
Berikut ini mari kita kenali cara membuat pupuk kompos menggunakan metode aerob
Proses pembuatan pupuk kompos metode aerob ini disarankan dilakukan di tempat yang terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah berupa material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan Nitrogen (N) yang kecil dengan perbandingan dibawah 30:1, dengan kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8, contohnya adalah jerami, kotoran unggas, hijauan leguminosa, dan gedebog pisan. Apabila bahan yang mengandung karbonnya kurang, maka anda bisa menambahkan arang sekam padi ke dalam campuran pupuk. Proses pembuatan kompos aerob ini berlangsung selama 40-50 hari, pembuatannya memerlukan ketelatenan yang lebih, dimana anda harus selalu mengontrol dengan teliti suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan ini berlangsung. Secara berkala tumpukan kompos harus dibalik untuk menstabilkan suhu dan kelembabannya.
Berikut cara pembuatan kompos aerob
- Siapkan lahan seluas 10 meter persegi yang diberi peneduh untuk menghindari air hujan sebagai tempat pengomposan.
- Buatlah kotak persegi empat dari papan kayu dengan ukuran lebar 1 m dan panjang 1,5 m kemudian piih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.
- Siapkan sampah organik yang berasal dari sisa sayuran, dapat juga dicampur kotoran ternak kemudian potong kecil-kecil sampah organik tersebut agar proses aerasi bisa berlangsung dengan baik saat proses pengomposan.
- Masukan bahan organik yang sudah dipotong tadi ke dalam bak kayu lalu padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
- Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberi kelembaban. Tambahkan starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan untuk mempercepat proses pengomposan. Kemudian naikkan bak papan ke atas kemudian tambahkan bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos mencapai 1,5 m.
- Setelah melewati 24 jam, suhu dalam tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Tetapi jangan sampai melebihi 4 hari karena akan membunuh mikroorganisme pengurai kompos.
- Setelah 4 hari, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme dekomposer dengan cara membolak-balikkan kompos. Jaga suhu optimum pengomposan pada suhu 45-60oC dan kadar kelembaban pada 40-50% dengan cara menyiramnya dengan air.
- Jika suhu sudah stabil dibawah 45oC maka warna kompos akan jadi hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% maka hentikan pembalikan. Selanjutnya proses pematangan selama 14 hari.
- Setelah pupuk ini jadi, saring pupuk ini lalu kemas dalam karung dan simpan di tempat yang teduh agar pupuk dapat disimpan lama.