Seorang prajurit pasukan khusus Amerika Serikat (AS) telah tewas dalam serangan yang dilakukan oleh terduga militan al-Shabaab dalam konflik Somalia selatan, kata para pejabat. Berita internasional terbaru ini menyatakan bahwa ada empat tentara AS lainnya dan seorang tentara Somalia terluka dalam insiden yang terjadi ini yang tampaknya merupakan penyergapan di utara pelabuhan Kismayo, pejabat pertahanan AS menambahkan bahwa Pasukan Amerika beroperasi bersama pasukan Somalia saat itu.
Berita internasional terbaru ini menjadi berita kematian tentara AS dalam pertempuran pertama yang diketahui di Afrika sejak insiden penyergapan di Niger pada Oktober lalu, lapor New York Times. Gerilyawan melancarkan serangan serangan dengan menggunakan senjata ringan dan tembakan mortir ke sebuah pos kecil yang berada di sana, kata pejabat pertahanan yang dikutip oleh Times.
Militer AS juga mengatakan pasukannya beroperasi pada misi “menasehati dan membantu” dengan Tentara Nasional Somalia. Secara tradisional, para presiden AS telah mewaspadai campur tangan yang dilakukan di Somalia. Tentara pasukan khusus mati untuk memerangi milisi di Mogadishu pada tahun 1993, sebuah pertempuran yang didramatisasi dalam film Black Hawk Down.
Presiden Donald Trump telah berhasil memperluas operasi militer terhadap al-Shabaab, afiliasi al-Qaeda di sana.Al-Shabaab dipaksa keluar dari ibu kota, Mogadishu, pada Agustus 2011 menyusul serangan yang dipelopori oleh pasukan Uni Afrika (AU), dan meninggalkan Kismayo pada September 2012.Tetapi masih memiliki kehadiran yang kuat di wilayah sekitar ibukota.
Korban AS adalah yang pertama dikonfirmasi di Somalia sejak Mei 2017 ketika seorang tentara tewas dan dua lainnya terluka dalam pertempuran senjata dengan al-Shabaab di barat Mogadishu.Itu adalah kematian dalam pertempuran AS pertama yang dipastikan di negara itu sejak insiden Black Hawk Down. Berita Internasional ini menjadi berita yang diperbincangkan oleh banyak orang.
Dengan hadirnya berita internasional terbaru yang membahas mengenai kematian ini sungguh sangat di sayangkan oleh pihak Amerika Serikat. Berita ini sekaligus menjadikan pemerintahan Amerika untuk bisa mengantisifasi hal yang terjadi seperti ini tidak akan terulang untuk kedua kalinya.