Berita Timur Tengah Terkini Ahed Tamimi Akhirnya Bebas

Berita timur tengah terkini dari matamatapolitik.com kembali memberitakan sepak terjang aktivis Ahed Tamimi dari tanah Palestina. Setelah melewatkan ulang tahun sweet seventeen-nya di dalam penjara, akhirnya sang pejuang kriwul ini bisa kembali pulang kemarin (29/7). Ahed Tamimi menghabiskan delapan bulan terakhir di dalam penjara dikarenakan aksinya menampar dan menendang salah seorang polisi Israel.

Ahed Tamimi selalu menjadi sorotan berita timur tengah terkini karena keberaniannya selama bertahun-tahun melawan pendudukan Israel di desanya. Sudah banyak beredar video aksinya sejak kecil yang menunjukkan kegagahannya menantang head-to-head setiap tentara Israel yang ditemuinya. Bagi penduduk desanya di Nabi Saleh, Ahed Tamimi dan keluarganya adalah simbol semangat perjuangan melawan Israel.

Setelah kebebasannya, Ahed Tamimi berziarah ke makam tokoh Palestina, Yasser Arafat. Dilanjutkan pertemuan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, di Ramallah. Presiden Abbas sendiri sangat mengagumi dan memuji keberanian Tamimi. Dengan menjadikannya sebagai panutan serta ikon perjuangan kemerdekaan Palestina.

Remaja 17 tahun itu tidak pernah gentar sekalipun meski harus berhadapan dengan moncong senapan tentara Israel. Sejak usianya 11 tahun, dia sudah menunjukkan keberaniannya kepada dunia internasional, sebagai anak pejuang Palestina. Keluarga Tamimi sendiri juga sudah kerap sekali keluar masuk penjara akibat aksi menentang para personel militer Israel.

Ahed Tamimi mengungkapkan bahwa dirinya belajar banyak hal selama di dalam penjara. Seluruh tawanan wanita di sana, banyak memberikan dukungan dan semangat. Dia sendiri ingin segera menyelesaikan sekolah dan melanjutkan kuliah pada universitas hukum. Cita-citanya memang ingin menjadi pengacara, agar dia bisa memperjuangkan nasib kemerdekaan Palestina di seluruh forum internasional.

Berawal pada 15 Desember 2017, Ahed Tamimi menampar dan menendang seorang polisi Israel, membuatnya mendapatkan 12 dakwaan. Yang akhirnya berujung pada hukuman delapan bulan penjara, dan denda ILS (Shekel) 5.000 atau setara 19 juta rupiah. Penahanannya sendiri mendapatkan kecaman dari Amnesty International, karena dianggap cacat hukum internasional.

Kerusuhan dan demo sudah menjadi keseharian di desa Nabi Saleh. Penyebabnya tak lain karena agresi militer Israel yang menyerobot tanah-tanah penduduk desa. Mereka dengan sengaja merobohkan rumah dan merusak perkebunan warga, untuk kemudian membangun pemukiman Yahudi, Halamish. Hal itulah yang akhirnya membuat perlawanan warga Nabi Saleh selalu berujung konfrontasi.

Ikuti terus berita timur tengah terkini dari matamatapolitik.com untuk informasi terupdate dan menarik. Matamatapolitik.com selalu menghadirkan berita terkini dengan mengedepankan kualitas dan tentu saja no hoax.

Artikel yang Direkomendasikan